Minggu, 27 Mei 2012

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


A. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukakan pengertiannya demikian:
"Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data"
"Cara" menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya.
2.  Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
"Instrumen penelitian" yang diartikan sebagai "alat bantu" merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (question­naire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan "ter" saja, inventors (invertory), skala (scale), dan lain sebagainya.
Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda centang atau tanda cocok (ΓΌ) pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi "daftar cocok" sebenarnya merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda cocok itulah yang menyebabkan ia disebut demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode.
Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
No.
Jenis Metode
Jenis Instrumen
1
Angket (questionnaire)
Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (inventory)
2
Wawancara (interview)
Pedoman wawancara (interview guide)
Daftar cocok (checklist)
3
Pengamatan/Observasi (Observation)
Lembar Pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation schedule), (checklist).
4
Ujian/Tes (test)
Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory).
5
Dokumentasi
Daftar cocok (checklist)
Tabel

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:
  1. Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya "ketat" seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang berkedudukan seperti tes.
  2. Daftar cocok (checklist) dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama "daftar cocok" lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya.
1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a.  Angket terbuka
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama!
Jawab:
No.
Jenis Penataran       
Tempat Penataran
Berapa Hari
1.
...............................  
...............................  
.......................   
2.
...............................
...............................
....................... 
3.
...............................
............................... 
.......................
4.
dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor

Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:
(1).  Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya.
(2).  Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian.

b.  Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1)  pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: ..................................  ....a. Pernah ....b. Tidak
  1. Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
....a.    materi bidang studi
....b.    metode mengajar/strategi belajar-mengajar
....c.    memilih dan penggunaan media/alat pelajaran
....d.    menyusun alat evaluasi

c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1)  Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a.    Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
....b.    Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor 2)
2)  Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
  1. Materi pelajaran                                           .....hari
  2. Metode mengajar                                         .....hari
  3. Pemilihan dan penggunaan media                  .....hari
  4. Penyusunan alat evaluasi                               .....hari

2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (ΓΌ). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No.
Jenis kegiatan di rumah
Dikerjakan oleh Anda
Dikerjakan bersama
Dikerjakan pembantu
1.
Menyiapkan makan pagi



2.
Membersihkan rumah



3.
Mencuci pakaian sendiri



4.
Mencuci sprei, korden, dan seterusnya.



5.
Mencuci alat-alat makan ...dan seterusnya




Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. "Dikerjakan oleh Anda", “Dikerjakan bersama", dan "Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah "daftar cocok" juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.

3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning "ladder" or “flight of stairs". Hence, anything with gradation can be thought of as "scaled". 
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: "Selalu", "Sering",. "Jarang", "Tidak pernah". Skala yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:
No.
Jenis kegiatan di rumah
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
1.
Bangun sebelum jam 5 pagi




2.
Menyiapkan makan pagi




3.
Membersihkan rumah




4.
Mencuci pakaian sendiri




5.
Mencuci perabot rumah tangga... dan seterusnya





Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior - FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu          -  Kadang-kadang       - Tidak Pernah
Baik             -  Cukup                   - Jelek
Besar           -  Sedang                  -  Kecil
Jauh            -   Cukup                  -  Dekat

dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan:
Selalu          - Sering Sekali     -  Sering      - Jarang   - Jarang Sekali
Selalu          -  sering sekali      -  Sering      -  Jarang   - Tidak Pernah
Baik Sekali    - Baik                -  Cukup      -  Jelek      -  Jelek Sekali
Besar Sekali  - Besar              -   Cukup       -  Kecil      - Kecil Sekali

Misalnya:
Sangat setuju
Setuju
Abstain
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
(SS)
(S)
(A)
(TS)
(STS)
Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut:
1.  Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
2.  Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3.  Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4.  Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5.  Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6.  Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran serta kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Kegunaan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan, juga dapat mengetahui bagian-bagian mana dari program pengajaran yang masih lemah dan perlu diperbaiki.
Salah satu cara yang digunakan dalam evaluasi diantaranya dengan menggunakan teknik pengumpulan data tes, melalui tes kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah diberikan. Mengingat pentinganya tes dalam evaluasi maka pemakalah ingin mengambil tema “Teknik Pengumpulan Data Tes”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tes itu?
2. Apa saja bentuk-bentuk tes itu?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan masing-masing tes?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno “testum” artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok.
Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes.
Biasanya dalam kegiatan proses belajar mengajar, murid diberikan sejumlah pertanyaan atau tugas dari guru. Pertanyaan tersebut dapat dalam bentuk pertanyaan dikelas, tugas pekerjaan rumah (PR), atau bentuk lain yang tujuannya untuk mendapatkan informasi tertentu, sesuai dengan isi tugas yang ada. Tindakan yang demikina itu merupakan bentuk-bentuk tes tulis.
B. Bentuk-bentuk Tes
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Tes tertulis (written tes) : suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis . Tes tertulis mempunyai 2 macam:
a. Tes obyektif: tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas.
Tes ini dibuat sedemikian rupa, sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara obyektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek (short answer test).
Bentuk bentuk tes obyektif ini adalah :
(1) Bentu benar salah (true false)
Contoh : Lingkarilah B bila pertanyaan ini benar, atau S bila pertanyaan tersebut salah.
B-S Hukum memberi hadiah adalah sunah muakkad.
(2) Bentuk pilihan ganda ( multiple choice)
Contoh : berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar!
Wajib megerjakan ibadah haji bagi orang yang…………
a. Tua c. kaya
b. Mampu d. suka
(3) Bentuk menjodohkan (matching)
Contoh : Jodohkan soal bagian A dan B
Bagian A
- Beragama islam
- Berdiri bagi yang kuasa
- Menahan keluarnya hadast Bagian B
- makruh dalam sholat
- Rukun dalam sholat
- syarat dalam sholat
- sunnah dalam sholat
(4) Bentuk melengkapi (completion)/jawaban singkat
Contoh : umrah sering disebut dengan…………….
Presiden RI saat ini ialah………………..
b. Tes Subjektif/Essai : tes tertulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes.
Bentuk-bentuk tes subjektif ini adalah :
(1) Essai bebas, yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab dengan uraian secara bebas. Sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Contoh : Apa yang terjadi apabila pemerintahan suatu negara dipimpin oleh seorang diktator?
Kelemahan dalam bentuk ini adalah sukar menentukan standar jawaban yang benar sebab jawaban siswa sifatnya beraneka ragam.
(2) Essai terbatas, yakni yang soalnya menuntut jawaban dalam bentuk uraian yang telah terarah. Tes uaraian ini lebih mudah memeriksanya, karena dapat lebih mudah ditetapkan standar jawaban yang benar.
Contoh : Sebutkan ciri-ciri seorang pemimpin yang bersifat diktator?
2. Tes Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lisan :
a. Janganlah guru membentak siswa karena siswa itu memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang salah.
b. Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang dites dengan memberikan kunci-kunci jawaban tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid itu.
Contoh bentuk tes lisan :
Guru dikelas bertanya pada siswanya :
“sebutkan Rukun-rukun dalam sholat!”
3. Tes Perbuatan : Digunakan untuk mengukur hsil belajar yang menyangkut domain ketrampilan (skill) atau perilaku (behavior). Tes perbuatan bisa berupa tulis dan lisan. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Contoh : siswa diminta memperagakan tata cara pelaksanaan sholat jenazah beserta bacaannya.
C. Kelebihan dan kekurangan masing-masing tes
1. Tes tulis
Tes obyektif Tes Subyektif
1. Dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas
2. Pemeriksaannya cepat dan obyektif
3. Siswa dapat menebak jawaban
4. Dalam menyusun soal lebih sulit
5. Yang diukur cenderung aspek kognitif tingkat rendah
6. Tidak menuntut penalaran siswa
7. Tidak membutuhkan pemikiran analistis maupun sistematis 1. Cakupan materi terbatas atau sempit
2. Pemeriksaan cenderung lama dan subyektif
3. Siswa tidak dapat menebak jawaban
4. Dalam menyusun soal lebih mudah
5. Yang diukur cenderung tingkat kecerdasan kognitif tinggi
6. Menuntut penalaran siswa
7. Dapat melatih siswa berfikir logis, analistis, dan sistematis
Ket : apa yang menjadi kelebihan dalam tes objektif merupakan kelemahan dalam tes subjektif dan sebaliknya.
2. Tes lisan
- Kelebihan tes lisan adalah : Bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan siswa secara tepat.
- Kelemahan tes lisan adalah : Membutuhkan waktu yang relatif lama, dan seringkali siswa kurang bebas dalam mengemukakan pendapat.
3. Tes perbuatan
- Kelebihan tes perbuatan yakni : Merupakan alat paling tepat terbentuk atau tidaknya ketrampilan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tes perbuatan juga dapat membantu pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau dihilangakan.
- Kelemahan tes perbuatan yakni : Tidak semua bahan ajaran dapat diungkap dengan tes perbuatan. Tes perbuatan juga membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang cukup banyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes
2. Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu :
a. Tes tertulis (written tes) : suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis. Tes tertulis mempunyai 2 macam:
(a) Tes obyektif
(b) Tes Subjektif/Essai
b. Tes Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
c. Tes Perbuatan : Digunakan untuk mengukur hasil belajar yang menyangkut domain ketrampilan (skill) atau perilaku (behavior)
3. Kelebihan dan Kekurangan
a. Tes Tulis
Tes obyektif : Pemeriksaannya cepat dan obyektif, Siswa dapat menebak jawaban
Tes Subyektif : Pemeriksaan cenderung lama dan subyektif Siswa tidak dapat menebak jawaban
b. Tes lisan
Kelebihan tes lisan adalah : Bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan siswa secara tepat.
Kelemahan tes lisan adalah : Membutuhkan waktu yang relatif lama, dan seringkali siswa kurang bebas dalam mengemukakan pendapat
c. Tes Perbuatan
Kelebihan tes perbuatan yakni : Merupakan alat paling tepat terbentuk atau tidaknya ketrampilan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tes perbuatan juga dapat membantu pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau dihilangakan.
Kelemahan tes perbuatan yakni : Tidak semua bahan ajaran dapat diungkap dengan tes perbuatan. Tes perbuatan juga membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang cukup banyak.




























Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


Sekarang saya ingin mengajak semua untuk berbagi tentang masalah instrumen dan teknik pengumpulan data yang biasa dilakukan dalam pengerjaan penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan instrumen dan teknik pengumpulan data diantaranya adalah:

INSTRUMEN PENELITIAN
Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, baik itu penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Dua hal itu adalah: 1) kualitas instrumen penelitian dan 2) kualitas pengumpulan data.
Adapun yang mempengaruhi pada penelitian kuantitatif adalah: (a) Kualitas instrumen: berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan (b) Kualitas pengumpulan data: berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

Sedangkan yang mempengaruhi pada penelitian kualitatif adalah:
1.                  Instrumen penelitian: peneliti itu sendiri
2.                  Instrumen penelitian pada penelitian kualitatif
Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah: peneliti itu sendiri sehingga validasi dilakukan oleh peneliti sendiri dengan memperhatikan hal-hal diantaranya: a) Pemahaman peneliti terhadap metode penelitian kualitatif. B) Penguasaan wawasan peneliti terhadap bidang yang diteliti, dan c) Kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian secara akademik maupun logistik
Instrumen penelitian pada penelitian kualitatif
1.                  Pada penelitian Kualitatif, permasalahan di awal penelitian belum jelas dan pasti, maka instrumen yang paling tepat adalah peneliti itu sendiri.
2.                  Setelah masalah sudah mulai jelas, maka dapat dikembangkan sebagai instrumen yang sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data bisa dibedakan dengan beberapa hal, seperti:
1.                  Berdasarkan Setting (Setting Alamiah, Labortorium dengan melalui eksperimen, di rumah dengan mewawancarai responden, seminar, dan lain-lain)
2.                  Berdasarkan sumber data: (Sumber Primer : Sumber yang langsung memberikan data dan Sumber Sekunder : Sumber yang tidak langsung memberikan data).
3.                  Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data dibagi lagi menjadi: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Triangulasi/Gabungan

Pengumpulan Data dengan Observasi
Macam-macam observasi: (Sanafiah Faisal: 1990)
1.                  Observasi Partisipatif, yang terbagi menjadi: Observasi yang Pasif, Observasi yang Moderat, Observasi yang Aktif, dan Observasi yang Lengkap.
2.                  Observasi Terus Terang dan Tersamar
3.                  Observasi tak Terstruktur

Observasi Partisipatif
1.                  Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti (Susan Stainback:1998)
2.                  Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)
3.                  Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
4.                  Partisipasi Moderat :Peneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja, tidak semua kegiatan.
5.                  Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap
6.                  Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber

Observasi Terus Terang atau Tersamar
1.                  Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
2.                  Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.

Observasi tak Berstruktur
1.                  Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
2.                  Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi

Manfaat Observasi
1.                  Menurut Nasution (1988)
2.                  Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
3.                  Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
4.                  Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
5.                  Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
6.                  Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
7.                  Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.

Obyek observasi
1.                  Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2.                  Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3.                  Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4.                  Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5.                  Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
6.                  Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7.                  Time : Urutan Kegiatan
8.                  Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9.                  Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

Tahapan Observasi
Observasi Deskriptif :
1.                  Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
2.                  Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
3.                  Observasi Terfokus :
4.                  Observasi dipersempit pada aspek tertentu
5.                  Observasi Terseleksi :
6.                  Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori

Pengumpulan Data dengan Wawancara

Pengertian :
Menurut Esterberg (2002) : Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu

Macam-macam Wawancara
1.                  Wawancara Terstruktur
2.                  Bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
3.                  Peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawaban.
4.                  Wawancara Semi Terstruktur
5.                  Dilaksanakan lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
6.                  Bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
7.                  Wawancara tak berstruktur
8.                  Dilakukan secara bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara secara sistematis.
9.                  Pedoman yang digunakan hanya garis-garis besar permasalahan.
10.              Peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan

Langkah-langkah Wawancara
1.                  Menurut Lincoln & Guba, ada 7 langkah :
2.                  Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan.
3.                  Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
4.                  Mengawali atau membuka wawancara.
5.                  Melangsungkan alur wawancara.
6.                  Mengonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
7.                  Menuliskan hasil wawancara.
8.                  Identifikasi tindak lanjut hasil wawancara.

Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara
1.                  Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman.
2.                  Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat.
3.                  Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan.
4.                  Pertanyaan tentang pengetahuan.
5.                  Pertanyaan yang berkenaan dengan indera.

Hal-hal yang Berkenaan dengan Wawancara
1.                  Alat-alat wawancara :
2.                  Buku Catatan
3.                  Tape Recorder
4.                  Camera
5.                  Mencatat Hasil Wawancara
6.                  Hasil wawancara harus dicatat.
7.                  Untuk wawancara yang dilakukan secara. terbuka & tidak berstruktur, peneliti perlu rangkuman yang lebih sistematis.

Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen
1.                  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain.
2.                  Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.

Triangulasi
1.                  Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
2.                  Dengan Triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

Tidak ada komentar:

Posting Komentar